CC.Tegal Kota - Sebanyak 400 personel Polres Tegal Kota termasuk
unit K9 di backup 1 peleton anggota Brimob Denpor B Pekalongan mengamankan Aksi
unjukrasa yang kembali digelar oleh ratusan orang dari beberapa elemen
masyarakat dan mahasiswa Kota Tegal mendesak Hj. Siti Masitha Soeparno turun
dari jabatanya sebagai Walikota Tegal karena dinilai tidak mampu memimpin,
Minggu (12/04) pagi dengan berusaha bergerak menuju pendopo Balaikota Tegal.
Namun aksi tersebut
dapat ditahan barikade dan penjagaan ratusan personel Polres Tegal Kota di
jembatan jalan Pancasila yang langsung dipimpin Wakapolres Kompol Robert
Sihombing,SH,MH , sehingga tidak masuk mendekati pintu gerbang Balaikota
menginggat Aksi digelar bertepatan bersamaan saat berlangsung upacara
peringatan HUT Kota Tegal ke 435 yang digelar di Alun-alun Kota Tegal.
Aksi diikuti gabungan
elemen mahasiswa HMI, KAMMI dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Tegal
yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat dan Mahasiswa Peduli Untuk Rakyat (Gempur),
bersama Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tegal serta Persatuan Guru
Swasta dan berbagai elemen masyarakat Kota Tegal yang selanjutnya berorasi di
depan gedung Bank BRI, sementara sebagian massa tertahan di jembatan Jalan
Pancasila dengan barikade dan kawalan petugas dari Polres Tegal Kota.
Ratusan personel
tersebut selain mengamankan aksi unjuk rasa juga tersebar dibeberapa lokasi dan
pintu masuk menuju kawasan alun-alun tempat berlangsungnya Upacara guna
mengantisipasi dan mencegah kejadian ataupun peristiwa yang tidak diinginkan
menginggat selain upacara kegiatan dilanjutkan dengan pesta rakyat dimana
banyak anakanak dan ibu-ibu yang hadir sehingga dikhawatirkan akan membahayakan
oleh karena itu boleh masuk setelah mereka bubar .
Karena peserta aksi
mendesak untuk masuk ke pendopo balaikota dengan berusaha menerobos barikade
kawat berduri dan penjagaan personel sempat terjadi ketengangan namun dapat
diredam setelah Kapolres Tegal Kota AKBP Bharata Indrayana, Sik datang menemui
dan berdialog dengan massa yang selanjutnya mengijinkan masuk setelah warga
yang sedang menikmati pesta ponggol dan sate kambing sudah keluar dari pendopo.
Massa kembali
berusaha masuk kedalam pendopo balikota namun kembali tertahan penjagaan dan
pengamanan ratusan personel yang berjaga yang kemudian menggelar orasi di depan
gerbang Balaikota Tegal termasuk mengusung keranda dan meneriakkan yel yel
Turunkan Walikota Tegal Sekarang Juga, Masyarakat Tegal sudah tidak mau dipimpin
walikota perempuan yang arogan secara bergantian masingmasing wakil dari beberapa
organisasi meneriakkan orasinya dengan pengeras suara.
Aksi digelar
dimaksudkan mendesak Walikota mundur dari jabatannya karena dianggap sudah
tidak mampu memimpin masyarakat Tegal dan akan terus dilaksanakan hingga ada
hasil keputusan rekomendasi dari DPRD kepada Mendagri, dimana meski nantinya
konflik antara Walikota dengan Wakil Walikota diselesaikan secara damai maupun hukum
namun tetap akan menuntut agar Walikota mundur.
Sementara dalam orasi
warga yang mewakili kaum nelayan menyampaikan agar walikota yang arogan turun
sekarang juga termasuk nelayan juga menuntut beras paceklik agar dibagikan
kepada para nelayan karena setiap tahun nelayan menerima beras paceklik namun
setelah dipimpin Siti Masitha yang bukan orang Tegal beras paceklik untuk
masyarakat nelayan tidak ada.
Hal lainnya
disampaikan dalam orasi yang mengatas namakan perwakilan dari Persatuan Guru
Swasta yang menyatakan mendukung penurunan walikota karena menyesalkan
bebijakan walikota yang meniadakan tunjangan para guru swasta, padahal honor
guru swasta sangat kecil oleh karenanya Turunkan Siti Masitha sekarang juga karena
tidak memihak masyarakat kecil.
Ditengah orasi sempat
terjadi ketegangan dimana ada seseorang yang marah saat mengetahui seorang
pegawai ikut melakukan orasi namun dibantah dan ditanyakan oleh peserta aksi
lainnya apa hak jika ada yang ikut Aksi dimana menurutnya menyampaikan aspirasi
adalah hak setiap warga tidak melihat profesi apalagi telah disampaikan Korpri
sudah menyatakan sikap menolak kepemimpinan Hj Siti Masitha sebagai Walikota
Tegal saat beraudiensi bersama anggota DPRD beberapa hari kemarin.
Selain itu juga
sempat terjadi ketegangan kembali dimana masa berusaha memaksa masuk kedalam
pendopo karena Walikota tidak menemui para pengunjukrasa termasuk dengan
membakar keranda dan beberapa karangan ucapan selamat , namun dapat diredam
setelah disampaikan dan diingatkan agar massa dalam penyampaian pendapat tetap
sesuai dengan aturan dan tidak anarki sehingga tidak sampai terjadi benturan
maupun konflik antara para peserta aksi dengan petugas yang langsung
disampaikan oleh Kapolres melalui pengeras suara yang memimpin langsung
pengamanan.
Aksi berakhir sekitar
pukul 13.30 wib dimana para peserta aksi membubarkan diri masing-masing dengan
memasang spanduk berisi kecaman dan protes serta kain berisi tanda tangan warga
terhadap Walikota Tegal di beberapa pagar pendopo, dan berakhir dengan aman kondusif
dimana beberapa personel tetap berjaga mengamankan lokasi pendopo.
Sumber: Humas Polres
Tegal Kota
0 komentar:
Posting Komentar