Minggu, 22 Maret 2015

Profil; Bripda Eka Yuli Anggota Polres salatiga


CC.Semarang – Sejak kisahnya diberitakan di berbagai media cetak dan elektronik, nama Bripda Eka Yuli Andini menjadi terkenal. Namanya ramai diperbincangkan, bukan hanya di surat kabar, dan televisi tetapi juga di media sosial. Bahkan Wall Facebook-nya penuh dengan ucapan selamat dan motivasi dari teman-temannya sesama alumni SMKN 2 Salatiga, dan teman seangkatannya di Pusdik Binmas Banyubiru, Semarang.
Bripda Eka Yuli Andini adalah Anggota Satsabhara Polres Salatiga. Lahir dan besar dalam lingkungan keluarga sederhana. Sebelum menjadi Anggota Polwan, sehari-harinya, gadis berparas manis itu bekerja membantu ayahnya menambal ban. Pekerjaan itu hingga kini dilakukannya sepulang dari dinas kepolisian. Walaupun dia sudah menjadi Polisi, dirinya tidak merasa malu melakukan pekerjaan itu.

Ada dua sisi berbeda pada gadis kelahiran Salatiga, 30 Juli 1996 ini. Di rumah, ia tidak malu-malu membantu ayahnya menambal ban. Sementara dalam dinas kepolisian, ia tampak rapi, bersih, dan cantik.

Ketika ditanya perasaannya menjadi orang terkenal, Bripda Eka Yuli Andhini menjawab sangat senang. Dirinya tidak menyangka akan menjadi orang terkenal layaknya selebritis. Tidak pernah terlintas sedikit pun di benaknya akan menjadi seperti ini. Menurutnya, itu semua karena anugerah dari Allah Swt, yang telah memberikan jalan kepadanya.

Bripda Eka Yuli menceritakan, awal dirinya dikenal masyarakat luas karena kisahnya ditulis oleh Guruh, wartawan Jurnalwarga.com dari Salatiga, berjudul : “Srikandi Polres Salatiga : Bripda Eka Yuli, Polwan Cantik yang Tinggal di Bengkel Kontrakan”. Kisah itu diposting hari Jum’at 20 Februari 2015, pukul 11.04 Wib. Gadis berparas manis ini tidak menyadari kalau dirinya mulai dikenal masyarakat melalui media on line tersebut. Malam-malam, teman-temannya memberitahu kalau dirinya dimuat di internet.

“Saya tidak tahu. Ada teman yang memberitahu saya, kalau kisah saya di muat di internet.” kata Bripda Eka lugu. Setelah itu, tanggal 23 Februari 2015, wartawan Jawa Pos Radar Semarang juga mengekposenya. Setelah itu nama Bripda Eka Yuli heboh diperbincangkan warga Salatiga.

Wartawan dari berbagai media massa pun datang mewawancarainya, mulai dari Tribun Jogya, Kompas, Detik.com dan lain sebagainya, hingga dirinya diundang ke Jakarta untuk mengisi acara Talk Show di stasiun televisi, Net TV, SCTV, RCTI, Trans 7, dan Trans TV.

Gadis yang menyukai mie ayam dan mie goreng buatan ibunya itu menyatakan, awalnya tidak tertarik menjadi Polisi, karena ingin terjun di dunia broad cast. Waktu itu ada sosialisasi dari anggota Polres Salatiga di sekolahannya di SMKN 2 Salatiga.

“Saat itu saya tidak tertarik, karena rumornya masuk polisi itu pakai uang. Selain itu, cita-cita saya ingin terjun di dunia broad cast. Akhirnya, Guru saya, Bu Maritilova Shanti, Guru Multimedia menganjurkan saya untuk mencobanya. Beliau mengatakan, Daftar saja, karena saat ini yang dibutuhkan untuk menjadi Anggota Polri lebih banyak dari pada tahun sebelumnya.” kata Bripda Eka Yuli

Akhirnya dia mencoba daftar bersama lima orang teman sekelasnya. Waktu itu, dari seluruh SMKN 2 Salatiga yang daftar polisi ada 20 orang. Dari tes awal hingga akhir, yang lulus 2 orang, saya dan Bripda Ade Widayanti.

Saat mengikuti tes, dirinya sempat minder, karena tinggi badannya pas-pasan. Tinggi badan saya 156 cm. Pesaingnya berat-berat. Selain itu, persiapan saya sangat minim. Tidak ada persiapan khusus. Walaupun begitu, dirinya masih beruntung karena ada yang mengarahkannya, yaitu Briptu Normin, Anggota SPKT Polres Salatiga.

“Tanpa arahan beliau, saya tidak tahu bagaimana jadinya. Pak Normin-lah yang membimbing saya. Mulai dari tes kesehatan, tes psikologi, kesamaptaan jasmani, dan tes akademik.”

Waktu dirinya mendaftar, Orang tuanya sempat khawatir karena ada rumor bahwa masuk polisi itu bayar. Namun saat tes demi tes dilalui, semuanya berjalan lancar, mengalir apa adanya, tanpa ada kesulitan. Padahal, teman-temannya berjuang mati-matian dan banyak yang tidak lulus.
                                                  
“Saya tidak pernah berangan-angan menjadi Polisi. Begitu pula saat mendaftar, tidak pernah mendapat firasat bakal diterima menjadi Polisi. Keberhasilan saya karena pertolongan Alllah dan doa restu Ibu dan Ayah.” jelas Bripda Eka

Bripda Eka Yuli menyebutkan, keluarganya tinggal di rumah kontrakan di jalan Veteran, Mangunsari, Pasar Sapi, Salatiga sejak tahun 2005 yang lalu. Di rumah kontrakan yang sekaligus dijadikan sebagai bengkel tambal ban itu, Bripda Eka tinggal bersama orang tuanya, Sabirin (49), Darwanti (40) dan dan adiknya, Arjuna Dwi Bagaskara (15).

“Saya biasa menambal ban. Saya tidak malu melakukannya. Saya bisa menjadi polisi karena dari usaha itu.” Kata Bripda Eka Yuli

 “Saya tidak akan melupakan jati diri saya.” sambungnya Bripda Eka.

Setelah menjadi polisi, cita-cita menjadi broadcast akan diabdikan di kepolisian. Dirinya belum berpikiran untuk mencari pasangan hidup, walaupun pada akhirnya nanti ingin memiliki suami. Dirinya ingin kuliah dibidang Tehnologi Informatika (TI) karena ingin menjadi Sarjana Komputer, dan tentunya kelak menjadi seorang Perwira Polri.

Polwan yang sangat menyukai film James Bond dan Mission Imposible ini menyebutkan, keinginannya yang belum kesampaian adalah membelikan rumah untuk orangtuanya. Setelah itu memberangkatkan haji orangtuanya.

Ditulis oleh : Miftahul Ulum, Anggota Bidhumas Polda Jateng


Add caption

0 komentar: